- Back to Home »
- “KESEHATAN MENTAL”
Posted by : Unknown
Senin, 07 Maret 2016
A. Orientasi Kesehatan Mental
Pengertian
Kesehatan Mental
·
Menurut Zakiah Darojad, kesehatan mental adalah
seseorang yang terhindar dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa,
seseorang yang dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan
bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan bersama serta
mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.
·
Menurut WHO, kesehatan mental adalah suatu kondisi
sejahtra dimana individu dapat merealisasikan kecakapannya, dan dapat melakukan
coping terhadap tekanan hidup yang normal, bahkan bekerja dengan produktif dan
memiliki konstribusi dalam kehidupan di komunitasnya.
·
Menurut Jahoda (Ihrom, 2008), kesehatan mental
mencakup beberapa hal yaitu, sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri,
keseimbangan mental, kesatuan pandangan dan ketahanan terhadap segala tekanan,
persepsi mengenai realitas yang terbebas dari penyimpangan kebutuhan serta
memiliki empati dan kepekaan social.
B. Konsep Sehat
Menurut
Parkins (1938) Konsep sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara
bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai
factor yang berusaha memengaruhinya. Seseorang dapat menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan baik dan bersemangat apabila memiliki kondisi tubuh yang
sehat. Mengapa? Karena apabila fungsi tubuh bekerja dengan baik dapat
meningkatkan semangat dan meningkatkan tingkat focus seseorang dalam melakukan
sesuatu. Sebagian besar diantara kita mempersepsikan kata “sehat” hanya dilihat
dari segi fisik. Namun sebenarnya seseorang dikatakan sehat dapat dilihat dari
segi fisik, emosi, intelektual, spiritual, dan social yang berada dalam keadaan
yang normal. Dimensi emosi : dalam dimensi ini menjelaskan bahwa seseorang
dikatakan sehat apabila dia mampu mengatur emosi dirinya sendiri. Perlu
diketahui bahwa ada berbagai macam emosi primer yaitu; marah, sedih, bahagia,
takut, jijik, dan heran.
C. Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Beberapa
ratus tahun yang lalu orang-orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah
syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Dan orang yang mengalami gangguan
mental pada jaman itu, dimasukkan dalam penjara-penjara bawah tanah atau
dihukum dengan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun
beberapa tahun kemudian manusia mulai memikirkan solusi yang terbaik dalam
menanggulangi ornag-orang yang mengalami gangguan mental. Kemudian munculah 2
tokoh yang bernama Pinel dan Tuke yang membantu dalam mengatasi dan
menanggulangi penderita gangguan mental pada saat itu. Mereka mengatasi masalah
tersebut secara praksis tanpa adanya teori-teori yang digunakan. Kemudian masa
selanjutnya disebut dengan masa ilmiah, karena Pinel dan Tuke telah menggunakan
berbagai teori kesehatan mental untuk mengatasi penderita gangguan mental.
Kemudian masa ini berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan alam
di Eropa.
Adapula
tokoh yang bernama Dorothea Dix yang berasal dari Amerika. Dorothea berjasa
dalam menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan penderita
sakit jiwa. Ia memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di
Amerika bahkan sampai ke Eropa, sehingga Dorothea Dix terkenal sebagai tokoh
besar pada abad ke 19. Adapun tokoh lain yang bernama Clifford Whittingham
beers (1876-1943) yang sangat berjasa pada ranah kesehatan mental. Clifford
mengalami sendiri kerasnya perlakuan dan pengobatan pada saat ia dirawat selama
dua tahun di dalam rumah sakit jiwa. Setelah sembuh Beers membuat sebuah buku
yang berjudul “A Mind That Found It self” yang di dalamnya berisikan tentang
perlakuan yang tidak berperi kemanusiaan terhadap para penderita sakit jiwa di
dalam rumah sakit jiwa. Dalam bukunya tersebut ia menyarankan beberapa program
perbaikan pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhan penderita gangguan jiwa
yaitu:
1.
Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan
penyembuhan para penderita mental.
2.
Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang
mau bersikap lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita
penyakit emosi dan mental.
3.
Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-sebab
timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4.
Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan
guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
Pada
tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene.
Satu tahun kemudian berdirilah The National Committee for Mental Hygiene.
D. Pendekatan Kesehatan Mental
Kesehatan
mental bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, melainkan terdiri dari berbagai
bidang ilmu baik secara langsung mebidangi kesehatan ataupun tidak. Dibalik berbagai konsep kesehatan mental
beberapa ahli menemukan orientasi umum dan pola wawasan mental. Salah satu yang
mengembangkan orientasi umum dan pola wawasan mental ini adalah Saparinah Sadli,
yang mengemukakan tiga orientasi besar dalam kesehatan mental.
1. Orientasi Klasik.
Seseorang dianggap sehat apabila ia tidak mempunyai keluhan tertentu seperti
ketegangan, lelah, rasa cemas, rendah diri, perasaan-perasaan negative yang
menimbulkan rasa tidak sehat sehingga mengganggu efisiensi kegiatan
sehari-hari. Dalam orientasi ini menjelaskan bahwa orang yang sehat adalah
orang yang tidak mempunyai berbagai keluhan yang berakibat sakit untuk dirinya
di dalam kehidupan sehari-hari.
2. Orientasi Penyesuaian diri.
Seseorang dianggap mentalnya sehat apabila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai
dengan tuntutan orang lain serta lingkungannya. Artinya orang yang sehat
menurut orientasi ini adalah orang yang mampu bergaul dengan orang-orang
disekitarnya. Karena manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri tanpa orang
lain, maka manusia harus bersosialisasi.
3. Orientasi Pengembangan potensi. Seseorang
dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk
mengembangkan potensialitasnya menuju kesewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh
orang lain dan dirinya sendiri. Artinya orang yang sehat menurut orientasi ini
adalah orang yang berhasil mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan
kreativitas yang ia miliki sehingga ia bisa dihargai oleh masyarakat.
Daftar
Pustaka
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental.
Yogyakarta : Fajar Media Press
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental.
Purwokerto : Stain Pres
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta : Kanisius