- Back to Home »
- Definisi Stress dan Tipe-tipe Stress
Posted by : Unknown
Senin, 18 April 2016
A. Arti Penting
Stress
Kita
semua pernah mengalami stress.Tetapi sebenarnya stress tidak selalu
jelek.Stress dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan
dan minat pada tugas yang ada , dan membantu orang melakukan penyesuaian.Sistem
syaraf juga memerlukan rangsangan agar bisa tetap terlatih dan selanjutnya bisa
berfungsi dengan baik.Secara umum yang dimaksud dengan stress adalah reaksi
tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan , perubahan , ketegangan emosi
, dan lain-lain.Menurut Lazarus 1999(dalam Rod Plotnik 2005:481) “Stres adalah
rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau
menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa
menanganinya secara memadai”.
Stress
berbeda dengan stresor . Stresor adalah sesuatu yang menyebabkan stres.Stres
itu sendiri adalah akibat dari interaksi timbal balik antara rangsangan
lingkungan dan respons individu.
Efek – efek stress menurut hans selye :
Menurut Hans Selye, ahli endokrinologi
terkenal di awal 1930, tidak semua jenis stres yang merugikan, dengan demikian,
ia datang denganeustress dan kesusahan. Kita semua melakukan
menjalani ringan, saat-saat singkat dan dikendalikan dari ketegangan saraf yang
dianggap umum, dan bertindak sebagai rangsangan positif terhadap pertumbuhan
seseorang intelektual dan emosional. Selye disebut eustress ini. Ia
didefinisikan distres menjadi sesuatu yang sebaliknya dan ditandai dengan
tekanan fisik dan psikologis yang parah yang mengganggu kesehatan umum.
Efek
fisiologis dari stres pada tubuh meliputi:
-
Nyeri dada
-
Insomnia atau tidur masalah
-
Nyeri kepala Konstan
-
Hipertensi
-
Tukak
B.
Tipe-tipe Stress Psikologis
1.
Tekanan (pressures), terjadi karena adanya
suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun tuntutan
tingkah laku tertentuSecara umum tekanan mendorong individu untuk meningkatkan
performa, mengintensifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah laku. Tekanan
sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki bentuk yang
berbeda-beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa kasus tertentu dapat
menghabiskan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses pencapaian
sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive.
Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau kombinasi dari
keduanya.Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, self esteem, konsep
diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan waktu
atau peranyang harus dijalani seseorang, atau juga dpat berupa kompetisi dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan, sekolah dan
mendapatkan pasangan hidup.
2.
Frustasi, dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai
sasaran tertentu mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan
hasil yang diinginkan. Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis
terhadap situasi yang mengancam, seperti misalnya timbul reaksi
marah, penolakan maupun depresi.
3.
Konflik terjadi ketika individu berada dalam
tekanan dan merespon langsung terhadap dua atau lebih dorongan, juga munculnya
dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis
konflik yaitu :
a.
Approach – approach conflict, terjadi apabila
individu harus satu diantara dua alternatif yang sama-sama disukai, misalnya
saja seseorang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang
sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati
alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan
cepat diselesaikan.
b.
Avoidence – avoidence conflict, terjadi bila
individu diharapkan pada dua pilihan yang sama- sama tidak disenangi, misalnya
wanita muda yang hamil muda yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia tidak
ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial untuk
membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan
memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing
alternatif memilki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c.
Approach – avoidence conflict, adalah situasi
dimana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar
dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang yang berniat
berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat
membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok
Berdasarkan pengertian stressor diatas dpat disimpulkan
kondisi fisik, lingkungan dan sosial yang menjadi penyebab dari kondisi
stres.
C.
Symptom
Reducing Responses terhadap Stress
1.
pengertian symptom
-reducing responses terhadap stress
Kehidupan
akan terus berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami
stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu
setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan
keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Mekanisme Pertahanan Diri
Indentifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
Kompensasi
Seorang
individu tidak memperoleh kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan
kepuasaan dibidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang
Matematika, namun prestasi olahraga yang ia miliki sangat memuaskan.
Overcompensation / Reaction
Formation
Perilaku
seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan
pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, beraksi dengan menjadi sangat tertib
saat melaksanakan upacara san menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
·
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan
positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang
konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh
masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang
disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
·
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat
bain sendiri pada objek diluar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri
pada orang lain. Mutu Proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya
seorang anak tidak menyukai temannya, namu n ia berkata temannya lah yang tidak
menyukainya.
·
Introyeksi adalah memasukan dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat
pribadi orang lain. Misalnya seorang wanita mencintai seorang pria lalu ia
memasukkan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.
·
Reaksi Konversi. Secara singkat mengalihkan koflik ke alat tubuh atau
mengembangkan gejala fisik. Misalnya belum belajar saat menjelang bel masuk
ujan, seorang anak wajahnya menjadi pucat berkeringat.
·
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat
diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja
melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian
saat ia di marahi oleh bosnya tadi siang.
·
Supresi yaitu menekan konflik impuls yang
tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang
kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata "Sebaiknya kita tidak
membicarakan hal itu lagi."
·
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang
tidak menyenangkan. Misalnay seorang penderita diabetes memakan semua makanan
yang menjadi pantangannya.
·
Regresi
Regresi
adalah mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia
menarik diri dari pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh
karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
·
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia
menarik diri dengan berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh
seorang pria yang tidak memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya
melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
·
Negativisme adalah perilaku seseorang yang selalu bertentangan /
menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang
anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah.
·
Sikap Mengritik Orang Lain.
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan
kritikan-kritikan. perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif. Misalkan
seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument
saat rapat berlangsung.
D.
Pendekatan Problem Solving
terhadap Stress
Salah satu cara dalam menangani stress yaitu menggunakan metodebiofeddback, tekniknya
adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar
untuk menguasainya. Tekhnik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit
sebagai Feedback.
Melakukan
sugesti untuk diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana
keadaan diri kita sendri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini
akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah pada
Tuhan).
Strategi
Coping untuk Mengatasi Stress
Menghilangkan
stress mekanisme pertahanan dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut
Lazurus penanganan stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Coping yang berfokus pada masalah (problem
focused coping) adalah istilah Lazurus untuk strategi kognitif untuk
penanganan dtress atau coping yang digunakan oleh individu yang mengahadapi
masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
2. Coping yang berfokus pada emosi (problem
focused coping)adalah isitlah Lazurus untuk strategi penanganan stress diaman
individu memberikan respon terhadad situasi stress dengan cara emosional,
terutama dengan menggunakan penialaian defensif.
Strategi Penanganan stress
denagn mendekat dan menghindar
1. Strategi mendekati (approach strategies) meliputi
usaha kognitif untuk memahami penyebab stress dan usaha untuk mengahadapi
penyebab stress tersebut dengan cara mengahadapi penyebabnya atau konsekuensi
yang ditimbulkannya secara langsung.
2. Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi
usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stress dan
usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari
penyebab stress.
Referensi: