Popular Post

Posted by : Unknown Rabu, 24 Januari 2018

CPM (Colours Progressive Matrices)
1.        Sejarah
     CPM (Colours Progressive Matrices) merupakan salah satu alat tes intelege terbaik untuk mengukur inteligensi umum, dimana CPM dapat mendeskripsikan kemampuan abstrak atau pemahaman non verbal. Dibuat oleh John C. Raven pada tahun 1938 M. CPM merupakan salah satu tes Raven’s Progressive Matrices dari dua tes lainnya, yaitu Standar Progressive Matrices (SPM) dan Advanced Progressive Matrices (APM). CPM dipergunakan untuk mengukur taraf  kecerdasan bagi anak-anak yang berusia 5 sampai 11 tahun. CPM selain dapat digunakan bagi anak normal dapat pula digunakan bagi anak abnormal. Pertama kali digunakan di Britania Raya pada tahu 1938 dalam penelitian mengenai asal usul genetik dan lingkungan dari kemampuan kognitif
2.        Aspek-aspek dan Tujuan
a.         Aspek-aspek
1)      Berpikir logis atau menalar, yaitu kemampuan untuk menarik kesimpulan yang sah menurut aturan logika dan dapat membuktikan bahwa kesimpulan itu benar sesuai dengan pengetahuan sebelumnya.
2)      Kecakapan pengamatan ruang, yaitu kemampuan untuk membayangkan dan menganalisa ruang dengan baik.
3)      Kemampuan berpikir analogi, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya untuk menyelesaikan masalah yang baru.
4)      Kemampuan memahami hubungan antara keseluruhan dan bagian, yaitu kemampuan untuk memahami hubungan antara pola gambar besar dengan pola gambar kecil.
b.        Tujuan
          Tujuan tes CPM adalah untuk mengungkapkan taraf kecerdasan atau mengukur inteligensi umum, dimana CPM dapat mendeskripsikan kemampuan abstrak atau pemahaman non verbal.



3.        Cara Pengerjaan dan Skoring
a.         Cara Pengerjaan
          Bentuk tes CPM ada dua macam yaitu berbentuk cetakan buku dan yang lainnya berbentuk papan dan gambar-gambarnya tidak berbeda dengan yang di buku cetak. CPM (Colours Progressive Matrices) terdiri dari 36 gambar, gambar-gambar tersebut dikelompokkan menjadi 3 kelompok atau 3 set yaitu set A, set Ab, dan set B yang masing-masing terdiri dari 12 soal.
          Persoalan CPM bergerak dari mudah ke sulit, yang menuntut keakuratan diskriminasi. Soal-soal yang lebih sulit melibatkan analogi, permutasi, perubahan poin dan hubungan yang logis. Tiap item terdiri dari sebuah gambar besar yang berlubang dan dibawahnya terdapat 6 gambar penutup. Tugas testi adalah memilih salah satu diantara gambar ini yang tepat untuk menutupi kekosongan pada gambar besar. Waktu untuk mengerjakan tes ini tidak dibatasi.
b.      Skoring
          Cara penilaian pada tes ini adalah memberi nilai 1 pada jawaban yang benar, dan nilai 0 pada jawaban yang salah. Sehingga skor mentah atau Raw Scored maksimal yang dapat diperoleh adalah 36 (RS maksimal= 36). Setelah Raw Score diperoleh, maka tester perlu mengubah skor tersebut ke dalam bentuk persentil, sesuai dengan Usia Kronologis (CA) testee. Jika sudah diubah menjadi persentil, maka tester akan dapat menggolongkan testee ke dalam Grade dan Kapasitas Intelektual.




Rounded Rectangle: FLOWCHART SISTEM APLIKASI TES CPM
Rounded Rectangle: Login
Text Box: Nama
Usia
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Pendidikan Terakhir
Tanggal Tes
Reserved: Pengisian identitas
Flowchart: Decision: Selesai pengerjaann
Flowchart: Stored Data: Simpan data hasil
Reserved: Hasil Test
Text Box: Pengerjaan CPM
Text Box: Tes ini berisi 36 gambar, yang di kelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu set A, Ab, dan B.
 



























                                                                                                                        



4.        Perbandingan Tes Intelegesi Manual dengan Berbasis Komputer
       Tes IQ yang biasa dilakukan adalah secara manual yang biasanya membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk mengetahui hasil IQ, selain itu banyak peserta tes sulit memahami untuk menghitung hasil tes IQ karena cukup rumit. Kemudian dengan adanya tes intelegensi berbasis komputer memberikan kemudahan dalam pelaksanaan tes intelegensi. Namun ada kelebihan dan kekurangan bagi tes intelegensi yang dilakukan secara manual dan tes intelegensi berbasis komputer.
a.      Tes IQ berbasis komputer
1)      Kelebihan
-          Tes IQ menggunakkan komputer menjadi lebih praktis  dan efisien
-          Dengan menggunakan komputer menjadi lebih mudah dalam hal skoring
-          Tidak terbatas oleh jarak dan waktu sehingga menjadi lebih fleksible
-          Lebih ekonomis tanpa harus menggunakan kertas dalam jumlah yang banyak
2)      Kekurangan
-          Terkadang sering terjadi erorr dalam mengakses
-          Tidak semua orang bisa menggunakan komputer meskipun hanya beberapa
-          Butuh koneksi internet yang baik ketika subjek yang ditujukan berada di daerah pedalaman
-          Sering terjadi kesalahan teknis yang tak terduga
b.      Tes IQ manual
1)      Kelebihan
-          Sebagai penguji pemula dapat mengembangkan rasa kepercayaan dirinya sebagai tutor yang memberikan instruksi kepada calon testee yang akan diuji IQ nya karena berhadapan secara langsung
-          Penguji dapat mengamati secara langsung ketika tes sedang berlangsung sehingga hasilnya tidak dapat dimanipulasi.
2)      Kekurangan
-          Tes IQ yang biasa dilakukan secara manual yang biasanya membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk mengetahui hasil IQ
-          Peserta tes sulit memahami untuk menghitung hasil tes IQ karena cukup rumit.
DAFTAR PUSTAKA
Ekha, Erlina. (2012). CPM (Colours Progressive Matrices). Diakses dari http://kaekhaa.blogspot.co.id/2012/10/cpm.html pada tanggal 27 Desember 2017.

Fitrianingsih, K.N. Darmawiguna, M.I, dkk. (2015). Pengembangan Tes IQ (Intelligence Quotient) pada Anak Usia Dini Berbasis Web. Jurnal Teknik Informatika Volume 4. (4). Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.

Irmawati & Ahyuna. (2016). Perancang Aplikasi Tes IQ siswa untuk Pertimbangan Pemilihan Jurusan dengan Metode Forward Chaining. Journal Citec Volume 3. (2). Makasar: STMIK Dipanagara.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © TIPS DAN TRIK - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -