Archive for Maret 2016
Konsep Maslow Terhadap Kesehatan Mental
By : Unknown
1.
Hierarki Kebutuhan Manusia
Maslow
mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan yaitu
teori “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda.
Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi
mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut. Konsep hierarki kebutuhan yang
diungkapkan Maslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di level rendah harus terpenuhi atau paling
tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di level
lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi. Lima kebutuhan yang membentuk hirarki
ini adalah kebutuhan konatif (conative
needs) yang berarti bahwa kebutuhan-kebutuhan ini memiliki karakter
mendorong atau memotivasi. Maslow (1970) mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan manusia
sebagai berikut :
a)
Kebutuhan fisiologis
(physiological), adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk
mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan
akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Kebutuhan
psikologis adalahkebutuhan yangmempunyai kekuatan paling besar dari semua
kebutuhan. Orang-orang yang terus menerus merasa lapar akan termotivasi untuk makan, tidak
termotivasi untuk mencari teman atau memperoleh harga diri. Selama kebutuhan
ini tidak terpenuhi maka motivasi utama mereka adalah untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan.
b)
Kebutuhan
akan keamanan (safety needs). Ketika orang
telah memenuhi kebutuhan fisiologis mereka, mereka menjadi termotivasi dengan
kebutuhan akan keamanan yang termasuk didalamnya adalah kemanana fisik,
stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan
yangmengancam, seperti perang, terorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan,
bahaya, kerusuhan, dan bencana alam. Kebutuhan akan hukum, ketenteraman, dan
keteraturan juga merupakan bagian dari kebutuhan akan keamanan.
c)
Kebutuhan
Akan Cinta dan Keberadaan (love and
belongingness). Setelah orang memenuhi kebutuhan fisiologis dan
keamanan, mereka menjadi termotivasi oleh kebutuhan akan cinta dan keberadaan
seperti keinginan untuk berteman, keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak,
kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga, sebuah perkumpulan,
lingkungan masyarakat, atau negara. Cinta dan keberadaan juga mencakup beberapa
aspek dari seksualitas dan hubungan dengan manusia lain dan juga kebutuhan
untuk memberi dan mendapatkan cinta.
d)
Kebutuhan
akan penghargaan (esteem needs). Setelah orang
memenuhi kebutuhan akan cinta dan keberadaan, mereka bebas untuk mengejar
kebutuhan akan penghargaan yang mencakup penghormatan diri,kepercayaan diri,
kemampuan, dan pengetahuan yang orang lain hargai tinggi. Dua tingkatan
kebutuhan akan penghargaan yaitu reputasi dan harga diri. Reputasi adalah
persepsi akan gengsi,pengakuan, atau ketenaran yang dimiliki seseorang, dilihat
dari sudut pandang orang lain. Dan harga diri adalah perasaan pribadi seseorang
bahwa dirinya bernilai atau bermanfaat dan percaya diri.
e)
Aktualisasi
diri (self actualization). Setelah
kebutuhan akan penghargaan terpenuhi orang tidak selalu bergerak menuju level
aktualisasi diri. Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan akan aktualisasidiri
muncul jika kebutuhan akan aktualisasi diri muncul jika kebutuhan akan
penghargaan telah terpenuhi. Akan tetapi pada tahun 1960-an Maslow menyadari
bahwa banyak mahasiswa di Brandies dan kampus lainnya sudah memenuhi
kebutuhan-kebutuhan level rendah mereka, termasuk reputasi dan harga diri
tetapi mereka tidak lalu berusaha untuk mengaktualisasikan diri. Kebutuhan akan
aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri, dan
keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin. Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri dapat mempertahankan harga diri mereka bahkan ketika mereka dimaki,
ditolak, diremehkan oleh orang lain. Dengan kata lain, orang-orang yang
mengaktualisasikandiri tidak bergantung pada pemenuhan kebutuhan cinta maupun
kebutuhan akan penghargaan.
2.
Kepribadian sehat menurut Maslow
Seseorang
akan memiliki kepribadian yang sehat apabila dia telah mampu untuk
mengaktualisasikandirinya secara penuh (self actualizing person). Dia
mengemukanana teori motivasi bagi self actualizing- needs B-motivation,atau
being values (kebutuhan untuk berkembang). Sementara motivasibagi orang yang
tidak mampu mengaktualisasikan dirinyadinamai D-motivation atau deficiency.
Ciri-ciri self actualizing atau
orang yang mentalnya sehat menurut Maslow :
-
Mempersepsi kehidupan atau dunianya sebagaimana apa
adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya.
-
Menerima dirinya sendiri, orang lain dan
lingkungannya.
-
Bersikap spontan, sederhana, alami, bersikap jujur,
tidak dibuat-buat dan terbuka.
-
Mempunyai komitmen atau dedikasi untuk memecahkan
masalah diluar dirinya (yang dialami orang lain).
-
Bersikap mandiri
atau independen.
-
Memiliki apresiasi yang segar terhadap lingkungan
sekitarnya.
-
Mencapai puncak pengalaman, yaitu suatu keadaan dimana
seseorang mengalami kegembiraan yanguar biasa.
-
Memiliki minat sosial, simpati, empati, dan altruis.
-
Sangat senang menjalin hubungan interpersonal
(persahabatan atau persaudaraan) dengan orang lain.
-
Bersikap demokratis.
-
Kreatif.
3.
Perbedaan meta needs dan metapologi
Meta
needs adalah sikap percaya, bijak dan baik, indah (estetis), kesatuan
(menyeluruh), energik dan optimis, adil dan berani. Ketika basic needs dalam
hirarki Maslow telah terpenuhi kebutuhan aktualisasi diri dan pemahaman
kognitif muncul. Manusia dimotifasikan oleh meta needs. Meta needs merupakan
pembawaan manusia sebagaimana basic needs. Apabila tidak terpenuhi
mengakibatkan seseorang mengalami metapologi. Metapologis adalah tidak percaya,
sinis dan skeptis, benci, mati rasa, disintegrasi, kehilangan semangat hidup,
pasif dan pesimis, suka marah-marah dan egois.
Sedangkan
Deficiency Needs (kebutuhan-kebutuhan dasar) adalah kebutuhan akan dorongan
fisiologis seperti rasa lapar, haus, oksigen dan seks. Kebutuhan akan rasa aman
meliputi kebutuhan akan perlindungan, kemanan, keadilan, kebebasan dari rasa
takut, dan kecemasan. Kebutuhan untuk memiliki meliputi kebutuhan untuk
berteman, berkeluarga, dan berorganisasi. Kebutuhan akan harga diri meliputi
penghargaan yang didasarkan atas respect terhadap kemampuan, kemandirian, dan
perwujudan kita sendiri, dan juga penghargaan atas penilaian orang lain.
4.
Ciri-ciri actualized
people
Karakteristik dari orang-orang yang
mengaktualisasikan diri, sebagai berikut :
-
Persepsi yang lebih efisien akan kenyataan.
-
Penerimaan akan diri, orang lain, dan hal-hal alamiah.
-
Spontanitas, Kesederhanaan, dan Kealamian.
-
Berpusat pada masalah.
-
Kebutuhan akan privasi dan independensi
-
Kemandirian.
-
Penghargaan yang selalu baru.
REFERENSI
Feist, Jess & Gregory J. Feist.
(2014). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
https://khanissa.wordpress.com/2014/04/25/kesehatan-mental-menurut-abraham-maslow/
PANDANGAN ROGERS TERHADAP KEPRIBADIAN SEHAT
By : Unknown
Menurut
Carl Rogers tiga kondisi internal dari pribadi kreatif adalah keterbukaan
terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan
pribadi seseorang, kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain-main” dengan
konsep-konsep (dikutip oleh Munandar, 1999).
1.
Perkembangan
Kepribadian “Self”
Konsep pokok dari teori kepribadian
Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan self merupakan struktur
kepribadian yang sebenarnya. Self atau konsep self merupakan konsep menyeluruh
yang terorganisir dari persepsi ciri-ciri tentang “I” atau “Me” (aku sebagai
subyek atau aku sebagai obyek) dan persepsi hubungan “I” atau “Me” dengan orang
lain dan berbagai aspek kehidupan. Konsep self menggambarkan konsepsi orang
tentang dirinya sendiri (self conscept). Ciri-ciri yang dianggapnya menjadi
bagian dari dirinya. Konsep diri juga menggambarkan dirinya dalam berbagai
perannya dalam kehidupan dan dalam kaitan hubungan interpersonal. Self ini
terbagi dalam 2 bagian yaitu Ideal Self dan
Reality Self. Ideal Self adalah
keadaan diri yang diharapkan individu itu sendiri, sedangkan Reality Self adalah keadaan diri yang
sebenarnya atau keadaan diri saat ini.
Perhatian
Rogers yang utama adalah bagaimana organisme dan self dapat dibuat lebih
kongruen. Ada saat dimana self berada pada keadaan inkongruen, kongruensi self
ditentukan oleh kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental. Self yang
kongruen adalah yang mampu untuk menyamakan antara interpretasi dan persepsi
self I dan self Me sesuai dengan realitas dan interpretasi self yang lain. Semakin
lebar jarak antara keduanya, semakin lebar ketidaksebidangan ini. Semakin besar
ketidaksebidangan, maka semakin besar pula penderitaan yang dirasakan. Jika tidak
mampu maka akan terjadi ingkongruensi atau maladjustment atau neurosis. Pengertian
organisme :
·
Makhluk hidup. Organisme adalah makhluk lengkap
dengan fungsi fisik dan psikologisnya.
·
Realitas subyektif. Organisme menanggapi dunia
seperti yang diamati atau dialaminya.
·
Holisme. Organisme adalah satu kesatuan system,
sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian yang lain
·
Medan fenomena. Keseluruhan pengalaman itu, baik
yang internal maupun eksternal, disadari maupun tidak disadari dinamakan medan
fenomena. Medan fenomena adalah seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang
hidupnya didunia.
2.
Peranan
positive regard dalam pembentukan
kepribadian individu
Setiap manusia
memiliki kebutuhan basic akan
kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan saying dari
orang lain (kebutuhan menurut Maslow). Kebutuhan ini disebut need for positive regard dan terbagi
menjadi conditional positive regard dan
unconditional positive regard. Pribadi
yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tak
bersyarat karena dihargai, diterima, dan disayangi sebagai seseorang yang
berarti akan membuat seseorang akan menerima dirinya dengan penuh kepercayaan.
3.
Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhnya
·
Pribadi yang sehat yang mampu mengalami secara
mendalami keseluruhan emosi yaitu perasaan bahagia, sedih, bersemangat, maupun
putus asa.
·
Pribadi yang sehat yang berfungsi sepenuhnya,
memiliki perasaan yang kuat, kreatif, spontan, dan memiliki free will (kehendak bebas).
·
Memiliki keberanian untuk menjadi diri sendiri
dan bukan menampilkan apa yang bukan
sebenarnya dari dirinya sendiri atau dengan kata lain bersembunyi dibalik
topeng berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya (persona).
·
Keterbukaan terhadap pengalaman.
·
Tidak adanya sikap defensive.
·
Pribadi yang memiliki kesadaran yang cermat,
penghargaan diri tanpa syarat, dan hubungan yang harmonis.
REFERENSI :
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ALIRAN HUMANISTIK dan PENDAPAT ALLPORT
By : Unknown
ALIRAN HUMANISTIK
Psikologi humanistic merupakan
salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an dengan akar
pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan.
Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi seperti Abraham Maslow, Carl
Rogers dan Clar Moustakas mendirikan sebuah asosiasi professional yang berupaya
mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang: diri,
aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat,
individualitas dan sejenisnya.
Menurut aliran humanistik,
kepribadian yang sehat adalah individu yang mengembangkan potensi yang terdapat
didalam dirinya atau dengan kata lain mengatualisasikan diri. Aktualisasi diri
adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi individu. Pandangan
Humanistik mengenai kepribadian yang sehat yang mengarah pada aktualisasi diri
:
1. Menjalani
hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2. Mencoba
hal-hal baru ketimbagn bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya
(zona nyaman).
3. Lebih
memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluari pengalaman ketimbang suara
tradisi otoritas atau mayoritas.
4. Jujur
dan menghindari sandiwara.
5. Siap
menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6. Bertanggungjawab.
7. Bekerja
keras untuk apa saja yang menjadi keinginannya.
Dari pemikiran Abraham Maslow
(1950) yang memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi-potensi yang
dimiliki manusia, hasil pemikirannya membantu manusia dalam memahami tentang
motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang merupakan salah satu tujuan dalam
pendidikan humanistic.
PENDAPAT ALLPORT
Menurut Allport, kesehatan
psikologis seseorang adalah tergantung pada pandangannya terhadap masa depan
orang itu sendiri dan bukan tergantung dari masa lalunya. Tentu pendapat
Allport ini bertolak belakang dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Sigmund
Freud. Faktor utama tingkah laku orang dewasa yang matang menurut Allport
adalah seseorang yang memiliki sifat-sifat yang sudah terorganisir dan selaras
yang mendorong dan memimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang
:
1. Ekstensi
sense of self yaitu kemampuan
berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas serta kemampuan
merencanakan masa depan.
2. Hubungan
akrab dengan orang lain.
3. Penerimaan
diri. Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung
dorongan khusus dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan
proporsional.
4. Pandangan-pandangan
realistis, keahlian dan penugasan. Kemampuan memandang orang lain, objek, dan
situasi.
5.
Objektifikasi
diri Insight dan humor. Kemampuan diri
untuk objektif dan memahami diri sendiri dan diri orang lain.
6. Filsafah
Hidup. Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang
memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
By : Unknown
A. Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis
adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud sebagai studi fungsi
dan perilaku psikologis manusia. Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan
kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Freud
membandingkan jiwa dengan gunung es dimana bagian lebih kecil yang muncul di
permukaan air menggambarkan daerah kesadaran, sedangkan massa yang jauh lebih
besar dibawah permukaan air menggambarkan unconsius. Di dalam daerah
ketidaksadaran itu berada dorongan-dorongan, nafsu-nafsu dan perasaan-perasaan
yang ditekan. Prinsip dan konsep dasar psikoanalisa:
1. Organisasi kepribadian
a.
Conscious (tingkat sadar atau kesadaran). Pada
tingkat ini aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir,
persepsi, dan lain-lain.
b.
Preconsious (tingkat prasadar). Pada tingkat ini
aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bisa disadari hanya
apabila individu memperhatikannya. Misalnya memori, pengetahuan-pengetahuan
yang dipelajari, dan lain-lain.
c.
Unconsious (tingkat tidak disadari). Pada tingkat
ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu.
Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral,
pengalaman-pengalaman yang memalukan atau menyakitkan, harapan yang irasional,
dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan
lain-lain.
2. Struktur kepribadian
a.
Id merupakan sumber energy utama bagi hidup
manusia. Dari Id inilah nantinya berkembanglah Ego dan Superego. Id terdiri
dari dorongan-dorongan biologis dasar seperti kebutuhan makan, minum, seks, dan
agresivitas. Dorongan-dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan, dan dalam pemuasannya
Id selalu berupaya menghindari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan.
Dorongan disini disebut prinsip kesenangan.
b.
Ego merupakan energy yang mendorong untuk
mengikuti prinsip kenyataan. Ego menjalankan fungsi pengendalian agar upaya pemuasan
dorongan Id itu realistis atau sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain fungsi
Ego adalah menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan
kenyataan, termasuk juga kenyataan dalam nilai-nilai moral yang ditampilkan
oleh Superego.
c. Superego
adalah gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan
oleh adat istiadat, agama, orang tua, guru dan orang-orang lain pada anak.
3. Dinamika Kepribadian
a.
Dorongan-dorongan (Drives). Menurut Freud
dorongan-dorongan ini terbagi atas dua macam yaitu seks dan agresi.
Dorongan-dorongan ini berakar dalam Id. Namun, mereka tunduk pada pengontrolan
Ego. Dorongan memiliki bentuk energy psikisnya sendiri. Freud menggunakan kata
Libido untuk energy dorongan seksual, namun energy bagi dorongan agresif masih
belum dinamainya. Tujuan dari seks adalah kesenangan yang tidak hanya terbatas
pada genital saja. Seks sendiri dapat mengambil banyak bentuk yyang lain,
seperti narsisisme, cinta, sadism, dan masokhisme. Kemudian tujuan dari agresi
adalah untuk mengembalikan organism pada kondisi anorganis. Dorongan agresif
juga menjelaskan kebutuhan atas penghalang-penghalang yang sudah dibangun
manusia untuk mengendalikan agresi.
b.
Kecemasan (anxiety) yaitu, suatu keadaan tegang
yang memotivasi individu untuk berbuat sesuatu. Disini Freud menekankan bahwa
anxiety adalah kondisi yang tidak menyenangkan, bersifat emosional, dan
disertai dengan sebuah sensasi fisik yang memperingatkan seseorang terhadap
bahaya yang sedang mendekat.
Macam-macam kecemasan:
1. Kecemasan
Neurotis adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang
menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman
bagi dirinya sendiri.
2. Kecemasan
Moralistis adalah ketakutan terhadap hati nurani sendiri. Kecemasan ini berasal
dari konflik antara ego dan superego.
3. Kecemasan
Realistis adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia eksternal dan taraf
kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang ada.
B. Aliran Behaviorisme
Aliran ini adalah filosofi dalam psikologi
yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme termasuk
tindakan, pikiran, atau perasaan dapar dianggap sebagai perilaku. Teori-teori behavioristic
adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung
belajar dalam menjelaskan perilaku. Terdapat dua asumsi dasar, yaitu:
1.
Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal
lingkungan terhadap diri individu.
2. Pemahaman terhadap manusia harus dibangun
berdasarkan riset ilmiah objektif dikontrol dengan seksama dalam eksperimen
laboraturium
Aliran behavioristic memiliki
pandangan tentang kehendak bebas yaitu perilaku yang di tentukan oleh
lingkungan.
Daftar Pustaka
Basuki, A.M.
Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta
: Universitas Gunadarma
“KESEHATAN MENTAL”
By : Unknown
A. Orientasi Kesehatan Mental
Pengertian
Kesehatan Mental
·
Menurut Zakiah Darojad, kesehatan mental adalah
seseorang yang terhindar dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa,
seseorang yang dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan
bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan bersama serta
mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.
·
Menurut WHO, kesehatan mental adalah suatu kondisi
sejahtra dimana individu dapat merealisasikan kecakapannya, dan dapat melakukan
coping terhadap tekanan hidup yang normal, bahkan bekerja dengan produktif dan
memiliki konstribusi dalam kehidupan di komunitasnya.
·
Menurut Jahoda (Ihrom, 2008), kesehatan mental
mencakup beberapa hal yaitu, sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri,
keseimbangan mental, kesatuan pandangan dan ketahanan terhadap segala tekanan,
persepsi mengenai realitas yang terbebas dari penyimpangan kebutuhan serta
memiliki empati dan kepekaan social.
B. Konsep Sehat
Menurut
Parkins (1938) Konsep sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara
bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai
factor yang berusaha memengaruhinya. Seseorang dapat menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan baik dan bersemangat apabila memiliki kondisi tubuh yang
sehat. Mengapa? Karena apabila fungsi tubuh bekerja dengan baik dapat
meningkatkan semangat dan meningkatkan tingkat focus seseorang dalam melakukan
sesuatu. Sebagian besar diantara kita mempersepsikan kata “sehat” hanya dilihat
dari segi fisik. Namun sebenarnya seseorang dikatakan sehat dapat dilihat dari
segi fisik, emosi, intelektual, spiritual, dan social yang berada dalam keadaan
yang normal. Dimensi emosi : dalam dimensi ini menjelaskan bahwa seseorang
dikatakan sehat apabila dia mampu mengatur emosi dirinya sendiri. Perlu
diketahui bahwa ada berbagai macam emosi primer yaitu; marah, sedih, bahagia,
takut, jijik, dan heran.
C. Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Beberapa
ratus tahun yang lalu orang-orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah
syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Dan orang yang mengalami gangguan
mental pada jaman itu, dimasukkan dalam penjara-penjara bawah tanah atau
dihukum dengan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun
beberapa tahun kemudian manusia mulai memikirkan solusi yang terbaik dalam
menanggulangi ornag-orang yang mengalami gangguan mental. Kemudian munculah 2
tokoh yang bernama Pinel dan Tuke yang membantu dalam mengatasi dan
menanggulangi penderita gangguan mental pada saat itu. Mereka mengatasi masalah
tersebut secara praksis tanpa adanya teori-teori yang digunakan. Kemudian masa
selanjutnya disebut dengan masa ilmiah, karena Pinel dan Tuke telah menggunakan
berbagai teori kesehatan mental untuk mengatasi penderita gangguan mental.
Kemudian masa ini berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan alam
di Eropa.
Adapula
tokoh yang bernama Dorothea Dix yang berasal dari Amerika. Dorothea berjasa
dalam menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan penderita
sakit jiwa. Ia memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di
Amerika bahkan sampai ke Eropa, sehingga Dorothea Dix terkenal sebagai tokoh
besar pada abad ke 19. Adapun tokoh lain yang bernama Clifford Whittingham
beers (1876-1943) yang sangat berjasa pada ranah kesehatan mental. Clifford
mengalami sendiri kerasnya perlakuan dan pengobatan pada saat ia dirawat selama
dua tahun di dalam rumah sakit jiwa. Setelah sembuh Beers membuat sebuah buku
yang berjudul “A Mind That Found It self” yang di dalamnya berisikan tentang
perlakuan yang tidak berperi kemanusiaan terhadap para penderita sakit jiwa di
dalam rumah sakit jiwa. Dalam bukunya tersebut ia menyarankan beberapa program
perbaikan pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhan penderita gangguan jiwa
yaitu:
1.
Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan
penyembuhan para penderita mental.
2.
Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang
mau bersikap lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita
penyakit emosi dan mental.
3.
Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-sebab
timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4.
Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan
guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
Pada
tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene.
Satu tahun kemudian berdirilah The National Committee for Mental Hygiene.
D. Pendekatan Kesehatan Mental
Kesehatan
mental bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, melainkan terdiri dari berbagai
bidang ilmu baik secara langsung mebidangi kesehatan ataupun tidak. Dibalik berbagai konsep kesehatan mental
beberapa ahli menemukan orientasi umum dan pola wawasan mental. Salah satu yang
mengembangkan orientasi umum dan pola wawasan mental ini adalah Saparinah Sadli,
yang mengemukakan tiga orientasi besar dalam kesehatan mental.
1. Orientasi Klasik.
Seseorang dianggap sehat apabila ia tidak mempunyai keluhan tertentu seperti
ketegangan, lelah, rasa cemas, rendah diri, perasaan-perasaan negative yang
menimbulkan rasa tidak sehat sehingga mengganggu efisiensi kegiatan
sehari-hari. Dalam orientasi ini menjelaskan bahwa orang yang sehat adalah
orang yang tidak mempunyai berbagai keluhan yang berakibat sakit untuk dirinya
di dalam kehidupan sehari-hari.
2. Orientasi Penyesuaian diri.
Seseorang dianggap mentalnya sehat apabila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai
dengan tuntutan orang lain serta lingkungannya. Artinya orang yang sehat
menurut orientasi ini adalah orang yang mampu bergaul dengan orang-orang
disekitarnya. Karena manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri tanpa orang
lain, maka manusia harus bersosialisasi.
3. Orientasi Pengembangan potensi. Seseorang
dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk
mengembangkan potensialitasnya menuju kesewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh
orang lain dan dirinya sendiri. Artinya orang yang sehat menurut orientasi ini
adalah orang yang berhasil mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan
kreativitas yang ia miliki sehingga ia bisa dihargai oleh masyarakat.
Daftar
Pustaka
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental.
Yogyakarta : Fajar Media Press
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental.
Purwokerto : Stain Pres
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta : Kanisius