- Back to Home »
- PSIKOTERAPI PSIKOANALISA & RET
Posted by : Unknown
Jumat, 21 April 2017
Psikoterapi menggunakan
pendekatan:
“PSIKOANALISA DAN RATIONAL EMOTIF THERAPY”
PSIKOANALISA
Sigmund Freud
(1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisa. Menurut beliau kepribadian manusia
dipandang dari tiga unsur yaitu, id, ego, dan superego. Id merupakan sistem
yang bertindak sebagai penyedia atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh
sistem-sistem tersebut untuk operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya. Id mengandung insting seksual dan insting agresif serta
membutuhkan satisfaction dengan segera tanpa memperhatikan realitas yang ada,
sehingga oleh Freud disebut prinsip
kenikmatan (pleasure principle). Ego
merupakan sistem kepribadian yang bertindak mengarahkan individu kepada dunia
objek tentang kenyataan sehingga disebut prinsip realitas (reality principle). Menurut
Freud, ego tebentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak
dengan dunia luar. Adapun proses yang dimiliki dan dijalankan ego adalah upaya
memuaskan kebutuhan atau mengurangi tegangan oleh individu. Superego merupakan prinsip moral (morality principle), yaitu bertugas mengontrol perilaku dari segi
moral.
Freud
berpendapat bahwa pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber
perilaku yang tidak normal/menyimpang. Dalam kehidupan psikis seseorang terdiri
atas kesadaran (conscious) yaitu bagian kecil dari kepribadian yang diibaratkan
sebagai permukaan gunung es yang nampak. Ketidaksadaran (the unconscious) yaitu bagian kecil dari gunung es dibawah
permukaan air mengandung 8insting-nsting yang mendorong perilaku manusia.
Prasadar (preconscious) yaitu
stimulus-stimulus belum direpres, sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan
kembali dalam kesadaran.
PENERAPAN TEORI PSIKOANALISA DALAM PSIKOTERAPI
1. Penggunaan Asosiasi Bebas
Dengan menggunakan asosiasi bebas, pasien didorong
untuk melepaskan seluruh refleksi kesadarannya, mengikuti pemikiran dan
perasaannya secara spontan. Sehingga pengungkapan hal-hal yang terlintas
dalam pikiran pasien tersebut berjalan dengan lancar.
Asosiasi bebas
bertumpu pada anggapan bahwa satu asosiasi mengarahkan pada hal-hal lain yang
terdapat jauh dialam tak sadar. Asosiasi yang diucapkan oleh pasien ditafsirkan
sebagai pengungkapan tersamar atau berkedok dari pemikiran atau perasaan yang
direpres.
2. Analisis Mimpi
Freud memandang mimpi sebagai jalan utama menuju
kea lam tak sadar karena dia melihat isi mimpi ditentukan oleh
keinginan-keinginan yang direpres. Mimpi juga bisa ditafsirkan sebagai pemuasan
simbolis dari keinginan-keinginan, dan isinya sebagian merefleksikan
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak awal.
3. Analisis Transferensi
Transferensi adalah fenomena saat pasien
menggunakan mekanisme pertahanan ego, dimana impuls tak sadar dialihkan
sasarannya dari objek satu ke objek lainnya. Dalam fenomena transferensi,
pasien akan mengalami neurosis transferensi, dimana neurosis transferensi ini
membantu memperoleh pemahaman atas cara-cara pasien dalam mengamati, merasakan
dan bereaksi terhadap figur orang-orang yang berarti pada awal kehidupannya.
4. Reedukasi
Reedukasi bukanlah suatu teknik terapi
psikoanalisa, melainkan suatu upaya mendorong pasien agar memperoleh pemahaman
baru atas kehidupan yang dijalaninya. Reedukasi ini dilakukan pada tahap
akhir dari terapi.
RATIONAL EMOTIF THERAPY
Albert Ellis
dilahirkan pada tahun 1913 di Pittsburgh, Amerika Syarikat. Pada saat
mencetuskan teorinya, dia mendapati bahwa teori psikoanalasis yang dipelopori
oleh Freud tidak mendalam. Pada awal tahun 1955, beliau telah menggabungkan
terapi-terapi kemanusiaan, fisolofikal dan tingkah laku dan dikenali sebagai
teori emosi-rasional (RET/ Rational Emotive Therapy). Semenjak itu beliau
terkenal sebagai bapak teori RET dan salah satu tokoh teori tingkah laku
kognitif.
a.
Pengertian
Rational Emotive Therapy
Terapi Emotif Rasional adalah aliran psikoterapi
yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk
berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia
memiliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia,
berpikir dan mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh
dan mengaktualkan diri.
Akan tetapi manusia juga memiliki
kecenderungan-kecenderungan ke arah menghancurkan diri, menghindari pemikiran,
berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan yang tidak berkesudahan,
takhayul, intoleransi, perfeksionisme dan mencela diri serta menghindari
pertumbuhan dan aktualisasi diri. Manusia pun berkecenderungan untuk terpaku
pada pola-pola tingkah laku lama yang disfungional dan mencari berbagai cara
untuk terlibat dalam sabotase diri.
b.
Tujuan
Rational Emotive Therapy
Tujuan utama dari terapi ini yaitu meminimalkan
pandangan yang mengalahkan diri dari klien dan membantu klien untuk memperoleh
filsafat hidup yang lebih realistik. Terapi ini mendorong suatu reevaluasi
filosofis dan ideologis berlandaskan asumsi bahwa masalah-masalah manusia
berakar secara filosofis, dengan demikian Terapi Emotif Rasional tidak
diarahkan semata-mata pada penghapusan gejala, tetapi untuk mendorong klien
agar menguji secara kritis nilai-nilai dirinya yang paling dasar.
Proses terapeutik utama TRE dilaksanakan dengan
suatu maksud utama yaitu: membantu klien untuk membebaskan diri dari
gagasan-gagasan yang tidak logis dan untuk belajar gagasan-gagasan yang logis sebagai
penggantinya. Sasarannya adalah menjadikan klien menginternalisasikan suatu
filsafat hidup yang rasional sebagaimana dia menginternalisasikan
keyakinan-keyakinan dogmatis yang irasional dan takhayul yang berasal dari
orang tuanya maupun dari kebudayaannya.
c.
Pendekatan
Rational Emotive Therapy
Pandangan pendekatan rasional emotif tentang
kepribadian Albert Ellis, dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert
Ellis. Ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu :
·
Antecedent event (A), segenap
peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang
berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu
keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan
antecendent event bagi seseorang. segenap peristiwa luar yang dialami atau
memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah
laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa,
dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi
seseorang.
·
Belief
(B), keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap
suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang
rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional
(irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir
atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi
prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system
berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak
produktif.
·
Emotional
consequence (C), merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi
individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya
dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung
dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B)
baik yang rB maupun yang iB. Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan
konsep atau teori ABC. Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus
ABC ini. Seorang terapis harus melawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan
irasional itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (effects; E)
psikologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional.
d.
Kelebihan
dan Kekurangan Rational Emotif Therapy
1.
Kelebihan
-
Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang
dihadapi oleh klien. Dengan demikian, perawatan juga dapat dilakukan dengan
cepat.
-
Berfikir logis yang diajarkan kepada klien dapat
digunakan dalam menghadapi masalah yang lain.
-
Klien merasa dirinya mempunyai keupayaan
intelaktual dan kemajuan dari cara berfikir.
2.
Kekurangan
-
Ada klien yang boleh ditolong melalui analisa
logis dan falsafah, tetapi ada pula yang tidak begitu cerdas otaknya untuk
dibantu dengan cara yang sedemikian yang berasaskan kepada logika.
-
Ada sebagian klien yang begitu terpisah dari
realitas sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.
-
Ada juga sebagian klien yang memang suka
mengalami gangguan emosi dan bergantung kepadanya dalam hidupnya, dan tidak mau
berbuat apa-apa perubahan lagi dalam hidup mereka.
DAFTAR PUSTAKA