Popular Post

Archive for 2017

Model Sistem Informasi Psikologi Alat Tes Coloured Progressive Matrics (CPM)

By : Unknown


                Dalam membangun sistem informasi psikologi, ada kebutuhan yang harus disiapkan untuk elemen sistem dan karakter sistem yang akan dibangun. Berikut akan diuraikan mengenai elemen sistem dan karakter sistem beserta model system informasi psikologi secara manual.
a.         Elemen sistem
       Sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa Yunani (Sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukkan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output). Fungsi sistem yang utama adalah menerima masukan, mengolah masukan, dan menghasilkan masukan.  Terdapat dua kelompok pendekatan yang digunakan dalam mendefinisikan sistem, yaitu menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya. Pendektana sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berintegrasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu

1.    Tujuan
                Setiap sistem memiliki tujuan, entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
2.    Input
                Masukan sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal  yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak
3.       Proses
                Merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna.
4.       Output
                Keluaran merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
5.       Batas
                Batas sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.
6.       Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
                Mekanisme pengendalian diwujudkan dengan menggunakan umpan balik, yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses . Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
7.       Lingkungan
                Merupakan segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetp harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.


b.      Karakteristik Sistem
                Kusrini dan Koniyo mengatakan bahwa suatu sistem memiliki beberapa karakteristik yaitu mempunyai komponen, batas (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolahan atau proses (process), dan sasaran (objective) atau tujuan (goal):
1.         Komponen Sistem
       Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem atau bagian-bagian dari sistem.
2.       Batas Sistem
       Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan kerjanya.
3.       Subsistem
       Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berineraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing.
4.       Lingkungan luar sistem (environment)
       Suatu sistem yang ada diluar dari atas sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem.
5.       Penghubung Sistem (Interface)
       Media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem lain. Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lainnya.
6.       Masukan Sistem (Input)
       Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukkan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berinteraksi.
7.       Keluaran Sistem (output)
       Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
8.       Pengolahan Sistem (Proces)
       Suatu sistem yang mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
9.       Sasaran Sistem
       Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan.

c.         Model Sistem Psikologi
       Alat tes CPM (Coloured Proggressive Matrices) yang dibuat oleh John C. Raven pada tahun 1938 merupakan salah satu tes Raven’s Progressive Matrices dari 2 tes lainnya, yaitu Standar Progressive Matrices (SPM) dan Advance Progressive Matrices (APM).
       Tujuan tes CPM adalah untuk mengungkapkan taraf kecerdasan atau mengukur inteligensi umum, dimana CPM dapat mendeskripsikan kemampuan abstrak atau pemahaman non verbal.

·           Elemen Sistem CPM
1.    Masukan (input)                     : Memilih salah satu bentuk dari beberapa option yang sesuai dengan bentuk yang hilang dalam kotak tersebut.
2.    Pengolahan (proses)             : Mengklik jawaban yang dipilih
3.    Keluaran (output)                  : Score yang didapat.
4.    Umpan Balik                             : Mengukur tingkat intelegensi individu.
·           Karakter sistem CPM
1.    Komponen                                                : Bagian-bagia yang mendukung pembuatan sistem Tes CPM online.
2.    Batasan Sistem       
3.    Subsistem                 
4.    Lingkungan                               
5.    Penghubung sistem
6.    Masukan sistem (input)       : Memilih salah satu bentuk dari beberapa option yang sesuai dengan bentuk yang hilang dalam kotak tersebut.
7.    Keluaran sistem (output)    : Score yang didapat.
8.    Pengelolaan sistem                              : Mengklik jawaban yang dipilih
9.    Sasaran sistem                         : Sasaran pada individu yang berkeinginan mengetahui tingkat intelegensi umum.       










DAFTAR PUSTAKA

Kusrini, dan Koniyo Andri. 2007. Tuntutan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi
dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Andryanto. 2010. Definisi dan Karakteristik Sistem. Diakses dari


DEFINISI SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

By : Unknown
Tugas Softskill : “DEFINISI SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI”

1.      Pengertian Sistem
      Menurut Eriyanto (2004), sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks. Menurut Gaol (2008) sistem adalah hubungan satu unit dengan unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, menurut Poerwadarminta (2003) sistem adalah sekelmpok bagian-bagian yang berupa alat dan lain sebagainya, yang bekerja sama untuk melaksanakan tujuan tertentu.
     Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, sistem adalah komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.

2.      Pengertian Informasi
      Menurut Alamsyah (2005) informasi adalah data yang telah diolah dengan cara tertentu sesuai dengan bentuk yang diperlukan. Selain itu, menurut Bodnar & Hopwood (2000) informasi merupakan data yang diolah sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan dasar dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat dan benar. Sedangkan menurut Chr. Jimmy. L. Gaol (2008) informasi adalah segala sesuatu keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan atau manajer dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.
       Berdasarkan pengertian menurut tokoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil pengolahan data yang diolah dengan cara tertentu lalu diinterpretasikan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

3.      Pengertian Psikologi
           Menurut Basuki (2008) psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku, sebagai manifestasi dari kesadaran, proses mental, aktivitas motorik, kognitif dan juga emosional. Menurut Woodworth & Marquis menyatakan bahwa psikologi mempelajari aktivitas baik motorik, kognitif, maupun emosional. Menurut Wundt (dalam basuki, 2008) psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia. Menurut Plotnik (dalam basuki, 2008) psikologi merupakan studi yang sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental. 
            Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku manusia yang merupakan hasil proses mental.

4.      Pengertian Sistem Informasi Psikologi
            Melalui definisi-definisi mengenai sistem, informasi, dan psikologi dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi merupakan suatu sistem yang merupakan kombinasi dari manusia, alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data mengenai perilaku terlihat maupun tidak terlihat secara langsung serta proses mental yang terjadi pada manusia sehingga data tersebut dapat diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu. Contoh penggunaan sistem informasi psikologi dalam kehidupan adalah penggunaan teknologi dalam pengambilan data tes psikologi yaitu komputer.


Daftar Pustaka :
Alamsyah, Z. (2005). Manajemen sistem informasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Basuki, Heru A.M. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Bodnar, G.H. & Hopwood, W.S. (2000). Sistem informasi akutansi, terjemahan Amir Abadi
Jusuf, Rudi M. Tambunan. Jakarta: Salemba Empat.
Eriyanto. (2004). Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Bogor:
Grasindo.
Gaol, C.J.L. (2008). Sistem informasi manajemen. Jakarta: Grasindo.
Poerwadarminta, W.J.S. (2003). Kamus umum bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka


TERAPI KELUARGA

By : Unknown

1. Pengertian Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi keluarga dapat dilakukan sesame anggota keluarga dan tidak memerlukan oranglain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda (Almasitoh, 2012). Sedangkan Imbercoopersmith (dalam Hasnidah, 2002) mengatakan bahwa Family Conselor/Therapist harus memliki kemampuan menganalisa bagaimana pola triadic di dalam keluarga, melakukan intervensi yang efektif bagi pola triadic dengan memberikan tugas-tugas, dan menghindari hubungan yang kurang baik antara hubungan triadic para anggota keluarga dengan professional. Namun Hasnidah (2002) berpendapat bahwa terapi keluarga sebagai suatu proses interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeositas, sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman (comfortable).
2. Cara Melakukan Terapi Keluarga
Menurut Almasitoh (2012) terdapat empat langkah dalam proses terapi keluarga, antara lain :
a. Mengikutsertakan Keluarga, Pertemuan dilakukan di rumah, sehingga terapis mendapat informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancang strategi yang cocok untuk membantu pemecahan problem keluarga.
b. Menilai Masalah, Mencakup pemahan tentang kebutuhan, harapan, kekuatan keluarga dan riwayatnya
c. Strategi-strategi khusus, Berfungsi untuk pemberian bantuan dengan menetukan macam intervensi yang sesuai dengan tujuan
d. Follow Up, Memberikan kesempatan pada keluarga untuk tetap berhubungan dengan terapis atau konselor secara periodik untuk melihat perkembangan keluarga dan memberikan support
 3. Manfaat Terapi Keluarga
Menurut Perez (dalam Hasnidah, 2002) secara khusus Family Conseling/ terapi bermanfaat untuk :
Membuat semua anggota keluarga dapat mentoleransikan cara atau perilaku yang unik dari setiap anggota keluarga
Menambah toleransi setiap anggota keluarga terhadap frustasi, ketika terjadi konflik dan kekecewaan, baik yang dialami bersama keluarga atau tidak bersama keluarga
Meningkatkan motivasi setiap anggota keluarga agar mendukung, membesarkan hati, dan mengembangkan anggota lainnya
Membantu mencapai persepsi parental yang realistis dan sesuai dengan persepsi anggota keluarga
4Kasus-kasus yang diselesaikan dalam Terapi Keluarga
Terdapat beberapa kasus yang dapat diselesaikan dengan terapi keluarga yaitu perceraian, pernikahan kembali, keluarga modern yang kedua ayah dan ibu bekerja, kenakalan remaja dan juga konflik keluarga apabila salah satu anggota keluarga menjadi transgender sehingga dibutuhkan terapi keluarga agar seluruh anggota keluarga dapat siap menerima dan beradaptasi dengan perubahan unik terhadap salah satu anggota keluarga yang menjadi transgender.
 5. Contoh Kasus yang Menggambarkan Terapi Keluarga
Don dan Angela adalah pasangan suami istri yang telah bercerai, dari hasil perrnikahannya mereka dikaruniai seorang putri dan seorang putra. Don adalah seorang ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya. Tetapi ia tidak merasa demikian beberapa waktu terakhir karena ia merasa bahwa anak laki-lakinya telah menjadi seorang anak yang nakal dan menakutkan. Angela begitu heran dengan kelakuan anak laki-lakinya yaitu Ben. Namun yang membuat ia lebih heran lagi adalah mengapa suaminya mengizinkan Ben untuk minum minuman keras. Heather mengatakan bahwa hubugannya dia dengan kedua orang tuanya sangat baik. Namun berbeda dengan hubungannya dengan kakaknya, Ben, ia merasa bahwa hubungannya sangat gila. Ben adalah sorang kakak yang pengangguran yang mempunya hubungan yang sangat tidak baik dengan adik perempuannya.
Proses Terapi
Terdapat 4 orang yang terlibat dalam proses terapi. Seorang terapis wanita, Don(ayah), Ben(anak laki-laki), dan Heather(anak perempuan). Terapi dilakukan di sebuah ruangan tertutup. Posisi duduk mereka membentuk setengah lingkaran, dengan ujung paling kiri yaitu Ben, kemudian di sebelahnya adalah terapis, setelah terapis adalah Heather, dan kemudian di ujung paling kanan adalah Don.
Awalnya, terapis mengatakan bahwa penting sekali membahas masalah hubungan antar anggota keluarga tersebut. Kemudian terapis juga meluruskan tentang peran orang tua dan anak dalam sebuah keluarga. Hal ini ditekankan kembali karena Don (ayah) cenderung membela Heather, anak perempuannya. Akan tetapi pada akhirnya Don dapat menyadari sikap seperti apa yang harus ia lakukan sebagai orang tua yang baik. Setelah itu terapis meminta ayah dan Ben untuk bertukar posisi duduk agar Ben dan Heather dapat duduk berdampingan.
Terapis mempersilahkan Heather untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya terhadap sosok Ben. Heather mengatakan bahwa ia merindukan sosok kakaknya yang seperti dulu dan ia merasa bahwa ia sudah tidak mengenali kakaknya lagi, yang sekarang ini dianggap sering berperilaku menyimpang. Misalnya saja sekarang Ben terbiasa pulang pagi dan juga berkata-kata kasar.
Setelah Heather selesai mengungkapkan apa yang ia rasakan dan pikirkan kemudian terapis meminta Ben untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh adik perempuannya tersebut. Dan terungkaplah bahwa selama ini Ben merasa bahwa selama ini dia diperlakukan secara berbeda dengan adiknya.
Setelah mendengar pengakuan dari kedua kakak beradik tersebut, terapis pun berusaha memberikan insight pada sang ayah tentang akar permasalahan yang terjadi di antara Ben dan Heather. Dan di akhir sesi terapi, hubungan antar anggota keluarga tesebut pun terlihat menjadi lebih hangat. Terapi selesai.
Daftar Pustaka :

PSIKOTERAPI PSIKOANALISA & RET

By : Unknown
Psikoterapi menggunakan pendekatan:
“PSIKOANALISA DAN RATIONAL EMOTIF THERAPY”

PSIKOANALISA
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisa. Menurut beliau kepribadian manusia dipandang dari tiga unsur yaitu, id, ego, dan superego.  Id merupakan sistem yang bertindak sebagai penyedia atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh sistem-sistem tersebut untuk operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Id mengandung insting seksual dan insting agresif serta membutuhkan satisfaction dengan segera tanpa memperhatikan realitas yang ada, sehingga oleh Freud disebut  prinsip kenikmatan (pleasure principle). Ego merupakan sistem kepribadian yang bertindak mengarahkan individu kepada dunia objek tentang kenyataan sehingga disebut prinsip realitas (reality principle). Menurut Freud, ego tebentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Adapun proses yang dimiliki dan dijalankan ego adalah upaya memuaskan kebutuhan atau mengurangi tegangan oleh individu. Superego merupakan prinsip moral (morality principle), yaitu bertugas mengontrol perilaku dari segi moral.
Freud berpendapat bahwa pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal/menyimpang. Dalam kehidupan psikis seseorang terdiri atas kesadaran (conscious) yaitu bagian kecil dari kepribadian yang diibaratkan sebagai permukaan gunung es yang nampak. Ketidaksadaran (the unconscious) yaitu bagian kecil dari gunung es dibawah permukaan air mengandung 8insting-nsting yang mendorong perilaku manusia. Prasadar (preconscious) yaitu stimulus-stimulus belum direpres, sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan kembali dalam kesadaran.  

PENERAPAN TEORI PSIKOANALISA DALAM PSIKOTERAPI
1. Penggunaan Asosiasi Bebas
Dengan menggunakan asosiasi bebas, pasien didorong untuk melepaskan seluruh refleksi kesadarannya, mengikuti pemikiran dan perasaannya secara spontan. Sehingga pengungkapan  hal-hal yang terlintas dalam pikiran pasien  tersebut  berjalan dengan lancar.
Asosiasi bebas bertumpu pada anggapan bahwa satu asosiasi mengarahkan pada hal-hal lain yang terdapat jauh dialam tak sadar. Asosiasi yang diucapkan oleh pasien ditafsirkan sebagai pengungkapan tersamar atau berkedok dari pemikiran atau perasaan yang direpres.
2. Analisis Mimpi
Freud memandang mimpi sebagai jalan utama menuju kea lam tak sadar karena dia melihat isi mimpi ditentukan oleh keinginan-keinginan yang direpres. Mimpi juga bisa ditafsirkan sebagai pemuasan simbolis dari keinginan-keinginan, dan isinya sebagian merefleksikan pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak awal.

3. Analisis Transferensi
Transferensi adalah fenomena saat pasien menggunakan mekanisme pertahanan ego, dimana impuls tak sadar dialihkan sasarannya dari objek satu ke objek lainnya. Dalam fenomena transferensi, pasien akan mengalami neurosis transferensi, dimana neurosis transferensi ini membantu memperoleh pemahaman atas cara-cara pasien dalam mengamati, merasakan dan bereaksi terhadap figur orang-orang yang berarti pada awal kehidupannya.

4. Reedukasi
Reedukasi bukanlah suatu teknik terapi psikoanalisa, melainkan suatu upaya mendorong pasien agar memperoleh pemahaman baru atas kehidupan yang dijalaninya. Reedukasi ini dilakukan pada  tahap akhir dari terapi.

RATIONAL EMOTIF THERAPY
Albert Ellis dilahirkan pada tahun 1913 di Pittsburgh, Amerika Syarikat. Pada saat mencetuskan teorinya, dia mendapati bahwa teori psikoanalasis yang dipelopori oleh Freud tidak mendalam. Pada awal tahun 1955, beliau telah menggabungkan terapi-terapi kemanusiaan, fisolofikal dan tingkah laku dan dikenali sebagai teori emosi-rasional (RET/ Rational Emotive Therapy). Semenjak itu beliau terkenal sebagai bapak teori RET dan salah satu tokoh teori tingkah laku kognitif.
a.         Pengertian Rational Emotive Therapy
Terapi Emotif Rasional adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir dan mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualkan diri.
Akan tetapi manusia juga memiliki kecenderungan-kecenderungan ke arah menghancurkan diri, menghindari pemikiran, berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan yang tidak berkesudahan, takhayul, intoleransi, perfeksionisme dan mencela diri serta menghindari pertumbuhan dan aktualisasi diri. Manusia pun berkecenderungan untuk terpaku pada pola-pola tingkah laku lama yang disfungional dan mencari berbagai cara untuk terlibat dalam sabotase diri.

b.        Tujuan Rational Emotive Therapy
Tujuan utama dari terapi ini yaitu meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri dari klien dan membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih realistik. Terapi ini mendorong suatu reevaluasi filosofis dan ideologis berlandaskan asumsi bahwa masalah-masalah manusia berakar secara filosofis, dengan demikian Terapi Emotif Rasional tidak diarahkan semata-mata pada penghapusan gejala, tetapi untuk mendorong klien agar menguji secara kritis nilai-nilai dirinya yang paling dasar.
Proses terapeutik utama TRE dilaksanakan dengan suatu maksud utama yaitu: membantu klien untuk membebaskan diri dari gagasan-gagasan yang tidak logis dan untuk belajar gagasan-gagasan yang logis sebagai penggantinya. Sasarannya adalah menjadikan klien menginternalisasikan suatu filsafat hidup yang rasional sebagaimana dia menginternalisasikan keyakinan-keyakinan dogmatis yang irasional dan takhayul yang berasal dari orang tuanya maupun dari kebudayaannya.

c.         Pendekatan Rational Emotive Therapy
Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian Albert Ellis, dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis. Ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu :
·           Antecedent event (A), segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang. segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.
·           Belief (B), keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
·           Emotional consequence (C), merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB. Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC. Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis harus melawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (effects; E) psikologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional.

d.        Kelebihan dan Kekurangan Rational Emotif Therapy
1.         Kelebihan
-          Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien. Dengan demikian, perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.
-          Berfikir logis yang diajarkan kepada klien dapat digunakan dalam menghadapi masalah yang lain.
-            Klien merasa dirinya mempunyai keupayaan intelaktual dan kemajuan dari cara berfikir.

2.         Kekurangan
-            Ada klien yang boleh ditolong melalui analisa logis dan falsafah, tetapi ada pula yang tidak begitu cerdas otaknya untuk dibantu dengan cara yang sedemikian yang berasaskan kepada logika.
-            Ada sebagian klien yang begitu terpisah dari realitas sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.
-            Ada juga sebagian klien yang memang suka mengalami gangguan emosi dan bergantung kepadanya dalam hidupnya, dan tidak mau berbuat apa-apa perubahan lagi dalam hidup mereka.

DAFTAR PUSTAKA








- Copyright © TIPS DAN TRIK - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -