- Back to Home »
- HUBUNGAN INTERPERSONAL
Posted by : Unknown
Minggu, 24 April 2016
MODEL-MODEL
HUBUNGAN INTERPERSONAL
Definisi
Hubungan interpersonal adalah kondisi dimana
individu mengenali dirinya terhadap lingkungan sekitar, apakah individu
mengetahui siapa dirinya dan apa hal yang terbaik yang pernah dilakukannya.
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi bukan hanya
sekedar menyampaikan isi pesan tetapi
juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Hubungan interpersonal mempunyai 4 model
yang diantaranya meliputi :
1.
Model pertukaran sosial (social exchange
model).
Hubungan interpersonal diidentikan dengan
suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang
memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan
ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba
(ganjaran dikurangi biaya).
2.
Model peranan (role
model).
Hubungan interpersonal
diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya
sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu
bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role
demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik
peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan
dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan
peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan
tertentu.
3.
Model permainan (games
people play model).
Model menggunakan
pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam
berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian
dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
-
Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan
perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
-
Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi
secara rasional).
-
Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan
pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas,
kreativitas dan kesenangan).
4.
Model
Interaksional (interacsional model).
Model ini memandang hubungann interpersonal
sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan
medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan
permainan.
MEMULAI HUBUNGAN
Adapun tahap-tahap dalam
hubungan interpersonal yakni meliputi :
1. Pembentukan.
Tahap ini sering disebut
juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik
dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai
oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya.
Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai
pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses
mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data
demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R.
Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh
kategori, yaitu:
a) informasi demografis.
b) sikap dan pendapat (tentang
orang atau objek).
c) rencana yang akan
datang.
d) kepribadian.
e) perilaku pada masa lalu.
f) orang lain serta,
g) hobi dan minat.
2. Peneguhan Hubungan.
Hubungan interpersonal
tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan
memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk
mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
a) keakraban (pemenuhan
kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan komunikator).
b) Kontrol (kesepakatan
antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang
lebih dominan didalam komunikasi tersebut).
c) respon yang tepat (feedback
atau umpan balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan
informasi sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat).
d) nada emosional yang
tepat (keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung).
HUBUNGAN PERAN
a)
Model peran.
Menganggap hubungan
interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan
peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan
interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya.
b) Model Interaksional.
Model ini memandang
hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat
strukural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem
yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Pemutusan
Hubungan Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict
Among Humans, setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan
pemutusan hubungan, yaitu:
a) Kompetisi, dimana salah
satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain.
Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang
lain.
b) Dominasi, dimana salah
satu pihak berusaha mengendalikan pihak lainsehingga orang tersebut merasakan
hak-haknya dilanggar.
c) Kegagalan, dimana
masing-masing berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak
tercapai.
d) Provokasi, dimana salah
satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan
yang lain.
e) Perbedaan nilai, dimana
kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.
INTIMASI DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL
Pendapat beberapa ahli
mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
a) Shadily dan Echols
(1990) mengartikan intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan
oleh saling percaya dan kekeluargaan.
b) Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan
intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk
mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
c) Steinberg (1993) berpendapat
bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu
yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan
pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling
berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
d) Levinger & Snoek
(Brernstein dkk, 1988) merupakan suatu bentuk hubungan yang berkembang
dari suatu hubungan yang bersifat timbal balik antara dua individu. Keduanya
saling berbagi pengalaman dan informasi, bukan saja pada hal-hal yang berkaitan
dengan fakta-fakta umum yang terjadi di sekeliling mereka, tetapi lebih
bersifat pribadi seperti berbagi pengalaman hidup, keyakinan-keyakinan,
pilihan-pilihan, tujuan dan filosofi dalam hidup. Pada tahap ini akan terbentuk
perasaan atau keinginan untuk menyayangi, memperdulikan, dan merasa bertangung
jawab terhadap hal-hal tertentu yang terjadi pada orang yang dekat dengannya.
e) Atwater (1983) mengemukakan
bahwa intimasi mengarah pada suatu
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
INTIMASI DAN PERTUMBUHAN
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman,
yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta
. Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang
lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses
membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi
lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara
utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin
diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita
menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita
berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon
alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini
dapat disebabkan karena :
(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita
secara utuh.
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan
memasuki pernikahan.
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat
dipercaya untuk memegang rahasia.
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus .