Archive for April 2016
HUBUNGAN INTERPERSONAL
By : Unknown
MODEL-MODEL
HUBUNGAN INTERPERSONAL
Definisi
Hubungan interpersonal adalah kondisi dimana
individu mengenali dirinya terhadap lingkungan sekitar, apakah individu
mengetahui siapa dirinya dan apa hal yang terbaik yang pernah dilakukannya.
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi bukan hanya
sekedar menyampaikan isi pesan tetapi
juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Hubungan interpersonal mempunyai 4 model
yang diantaranya meliputi :
1.
Model pertukaran sosial (social exchange
model).
Hubungan interpersonal diidentikan dengan
suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang
memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan
ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba
(ganjaran dikurangi biaya).
2.
Model peranan (role
model).
Hubungan interpersonal
diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya
sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu
bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role
demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik
peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan
dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan
peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan
tertentu.
3.
Model permainan (games
people play model).
Model menggunakan
pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam
berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian
dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
-
Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan
perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
-
Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi
secara rasional).
-
Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan
pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas,
kreativitas dan kesenangan).
4.
Model
Interaksional (interacsional model).
Model ini memandang hubungann interpersonal
sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan
medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan
permainan.
MEMULAI HUBUNGAN
Adapun tahap-tahap dalam
hubungan interpersonal yakni meliputi :
1. Pembentukan.
Tahap ini sering disebut
juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik
dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai
oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya.
Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai
pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses
mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data
demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R.
Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh
kategori, yaitu:
a) informasi demografis.
b) sikap dan pendapat (tentang
orang atau objek).
c) rencana yang akan
datang.
d) kepribadian.
e) perilaku pada masa lalu.
f) orang lain serta,
g) hobi dan minat.
2. Peneguhan Hubungan.
Hubungan interpersonal
tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan
memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk
mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
a) keakraban (pemenuhan
kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan komunikator).
b) Kontrol (kesepakatan
antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang
lebih dominan didalam komunikasi tersebut).
c) respon yang tepat (feedback
atau umpan balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan
informasi sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat).
d) nada emosional yang
tepat (keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung).
HUBUNGAN PERAN
a)
Model peran.
Menganggap hubungan
interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan
peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan
interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya.
b) Model Interaksional.
Model ini memandang
hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat
strukural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem
yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Pemutusan
Hubungan Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict
Among Humans, setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan
pemutusan hubungan, yaitu:
a) Kompetisi, dimana salah
satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain.
Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang
lain.
b) Dominasi, dimana salah
satu pihak berusaha mengendalikan pihak lainsehingga orang tersebut merasakan
hak-haknya dilanggar.
c) Kegagalan, dimana
masing-masing berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak
tercapai.
d) Provokasi, dimana salah
satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan
yang lain.
e) Perbedaan nilai, dimana
kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.
INTIMASI DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL
Pendapat beberapa ahli
mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
a) Shadily dan Echols
(1990) mengartikan intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan
oleh saling percaya dan kekeluargaan.
b) Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan
intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk
mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
c) Steinberg (1993) berpendapat
bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu
yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan
pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling
berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
d) Levinger & Snoek
(Brernstein dkk, 1988) merupakan suatu bentuk hubungan yang berkembang
dari suatu hubungan yang bersifat timbal balik antara dua individu. Keduanya
saling berbagi pengalaman dan informasi, bukan saja pada hal-hal yang berkaitan
dengan fakta-fakta umum yang terjadi di sekeliling mereka, tetapi lebih
bersifat pribadi seperti berbagi pengalaman hidup, keyakinan-keyakinan,
pilihan-pilihan, tujuan dan filosofi dalam hidup. Pada tahap ini akan terbentuk
perasaan atau keinginan untuk menyayangi, memperdulikan, dan merasa bertangung
jawab terhadap hal-hal tertentu yang terjadi pada orang yang dekat dengannya.
e) Atwater (1983) mengemukakan
bahwa intimasi mengarah pada suatu
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
INTIMASI DAN PERTUMBUHAN
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman,
yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta
. Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang
lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses
membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi
lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara
utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin
diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita
menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita
berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon
alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini
dapat disebabkan karena :
(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita
secara utuh.
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan
memasuki pernikahan.
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat
dipercaya untuk memegang rahasia.
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus .
Definisi Stress dan Tipe-tipe Stress
By : Unknown
A. Arti Penting
Stress
Kita
semua pernah mengalami stress.Tetapi sebenarnya stress tidak selalu
jelek.Stress dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan
dan minat pada tugas yang ada , dan membantu orang melakukan penyesuaian.Sistem
syaraf juga memerlukan rangsangan agar bisa tetap terlatih dan selanjutnya bisa
berfungsi dengan baik.Secara umum yang dimaksud dengan stress adalah reaksi
tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan , perubahan , ketegangan emosi
, dan lain-lain.Menurut Lazarus 1999(dalam Rod Plotnik 2005:481) “Stres adalah
rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau
menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa
menanganinya secara memadai”.
Stress
berbeda dengan stresor . Stresor adalah sesuatu yang menyebabkan stres.Stres
itu sendiri adalah akibat dari interaksi timbal balik antara rangsangan
lingkungan dan respons individu.
Efek – efek stress menurut hans selye :
Menurut Hans Selye, ahli endokrinologi
terkenal di awal 1930, tidak semua jenis stres yang merugikan, dengan demikian,
ia datang denganeustress dan kesusahan. Kita semua melakukan
menjalani ringan, saat-saat singkat dan dikendalikan dari ketegangan saraf yang
dianggap umum, dan bertindak sebagai rangsangan positif terhadap pertumbuhan
seseorang intelektual dan emosional. Selye disebut eustress ini. Ia
didefinisikan distres menjadi sesuatu yang sebaliknya dan ditandai dengan
tekanan fisik dan psikologis yang parah yang mengganggu kesehatan umum.
Efek
fisiologis dari stres pada tubuh meliputi:
-
Nyeri dada
-
Insomnia atau tidur masalah
-
Nyeri kepala Konstan
-
Hipertensi
-
Tukak
B.
Tipe-tipe Stress Psikologis
1.
Tekanan (pressures), terjadi karena adanya
suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun tuntutan
tingkah laku tertentuSecara umum tekanan mendorong individu untuk meningkatkan
performa, mengintensifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah laku. Tekanan
sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki bentuk yang
berbeda-beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa kasus tertentu dapat
menghabiskan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses pencapaian
sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive.
Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau kombinasi dari
keduanya.Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, self esteem, konsep
diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan waktu
atau peranyang harus dijalani seseorang, atau juga dpat berupa kompetisi dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan, sekolah dan
mendapatkan pasangan hidup.
2.
Frustasi, dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai
sasaran tertentu mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan
hasil yang diinginkan. Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis
terhadap situasi yang mengancam, seperti misalnya timbul reaksi
marah, penolakan maupun depresi.
3.
Konflik terjadi ketika individu berada dalam
tekanan dan merespon langsung terhadap dua atau lebih dorongan, juga munculnya
dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis
konflik yaitu :
a.
Approach – approach conflict, terjadi apabila
individu harus satu diantara dua alternatif yang sama-sama disukai, misalnya
saja seseorang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang
sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati
alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan
cepat diselesaikan.
b.
Avoidence – avoidence conflict, terjadi bila
individu diharapkan pada dua pilihan yang sama- sama tidak disenangi, misalnya
wanita muda yang hamil muda yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia tidak
ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial untuk
membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan
memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing
alternatif memilki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c.
Approach – avoidence conflict, adalah situasi
dimana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar
dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang yang berniat
berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat
membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok
Berdasarkan pengertian stressor diatas dpat disimpulkan
kondisi fisik, lingkungan dan sosial yang menjadi penyebab dari kondisi
stres.
C.
Symptom
Reducing Responses terhadap Stress
1.
pengertian symptom
-reducing responses terhadap stress
Kehidupan
akan terus berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami
stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu
setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan
keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Mekanisme Pertahanan Diri
Indentifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
Kompensasi
Seorang
individu tidak memperoleh kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan
kepuasaan dibidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang
Matematika, namun prestasi olahraga yang ia miliki sangat memuaskan.
Overcompensation / Reaction
Formation
Perilaku
seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan
pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, beraksi dengan menjadi sangat tertib
saat melaksanakan upacara san menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
·
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan
positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang
konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh
masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang
disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
·
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat
bain sendiri pada objek diluar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri
pada orang lain. Mutu Proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya
seorang anak tidak menyukai temannya, namu n ia berkata temannya lah yang tidak
menyukainya.
·
Introyeksi adalah memasukan dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat
pribadi orang lain. Misalnya seorang wanita mencintai seorang pria lalu ia
memasukkan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.
·
Reaksi Konversi. Secara singkat mengalihkan koflik ke alat tubuh atau
mengembangkan gejala fisik. Misalnya belum belajar saat menjelang bel masuk
ujan, seorang anak wajahnya menjadi pucat berkeringat.
·
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat
diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja
melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian
saat ia di marahi oleh bosnya tadi siang.
·
Supresi yaitu menekan konflik impuls yang
tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang
kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata "Sebaiknya kita tidak
membicarakan hal itu lagi."
·
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang
tidak menyenangkan. Misalnay seorang penderita diabetes memakan semua makanan
yang menjadi pantangannya.
·
Regresi
Regresi
adalah mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia
menarik diri dari pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh
karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
·
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia
menarik diri dengan berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh
seorang pria yang tidak memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya
melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
·
Negativisme adalah perilaku seseorang yang selalu bertentangan /
menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang
anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah.
·
Sikap Mengritik Orang Lain.
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan
kritikan-kritikan. perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif. Misalkan
seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument
saat rapat berlangsung.
D.
Pendekatan Problem Solving
terhadap Stress
Salah satu cara dalam menangani stress yaitu menggunakan metodebiofeddback, tekniknya
adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar
untuk menguasainya. Tekhnik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit
sebagai Feedback.
Melakukan
sugesti untuk diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana
keadaan diri kita sendri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini
akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah pada
Tuhan).
Strategi
Coping untuk Mengatasi Stress
Menghilangkan
stress mekanisme pertahanan dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut
Lazurus penanganan stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Coping yang berfokus pada masalah (problem
focused coping) adalah istilah Lazurus untuk strategi kognitif untuk
penanganan dtress atau coping yang digunakan oleh individu yang mengahadapi
masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
2. Coping yang berfokus pada emosi (problem
focused coping)adalah isitlah Lazurus untuk strategi penanganan stress diaman
individu memberikan respon terhadad situasi stress dengan cara emosional,
terutama dengan menggunakan penialaian defensif.
Strategi Penanganan stress
denagn mendekat dan menghindar
1. Strategi mendekati (approach strategies) meliputi
usaha kognitif untuk memahami penyebab stress dan usaha untuk mengahadapi
penyebab stress tersebut dengan cara mengahadapi penyebabnya atau konsekuensi
yang ditimbulkannya secara langsung.
2. Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi
usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stress dan
usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari
penyebab stress.
Referensi:
PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN PERSONAL
By : Unknown
A. PENYESUAIAN DIRI
DEFINISI PENYESUAIAN DIRI
DEFINISI PENYESUAIAN DIRI
Manusia sejatinya dilahirkan akan
berhadapan dengan lingkungan yang membuatnya harus bisa dapat menyesuaikan
diri, manusia pada awalnya melakukan penyesuaian fisiologis tetapi dengan seiringnya berkembangnya manusia, manusia
tidak hanya harus bisa beradaptasi dengan lingkungan saja atau fisiologisnya
saja tapi harus bisa menyesuaikan diri secara psikologis. Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengna
istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa
penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu : penyesuaian
diri sebagai adaptasi, penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas, dan
penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan. Penyesuaian
diri yang diartikan adaptasi pada umumnya lebih mengarah kepada ppenyesuaian
diri dalam arti fisik, fisiologis,
atau biologis. Misalnya, seseorang
yang terbiasa dengan lingkungan yang sepi seperti di perkampungan dan udara
yang sejuk kemudian pindah ke tempat yang ramai seperti perkotaan dengan udara
yang sangat panas. Maka seseorang harus bisa beradaptasi dengan lingkungan
barunya.
Penyesuaian yang diartikan sebagai konformitas adalah menyesuaikan sesuatu dengan standar atau
prinsip. Dengan memiliki penyesuaian diri, manusia bisa mengatasi segala macam
konflik, kesulitan dan frustasi-frustasi secara efisien. Seseorang yang
memiliki penyesuaian diri yang baik, memiliki kematangan emosional yaitu respon
emosional yang tepat pada setiap situasi. Kemudian penyesuaian yang Dari pengertian
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyesuaian diri adalah suatu usaha
manusia untuk mencapai keharmonisan, kedamaian/sukacita dengan diri sendiri dan
dengan lingkungan. Penyesuaian diri yang
dimaknai sebagai usaha penguasaan adalah kemampuan seseorang untuk merencanakan
dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga
konflik-konflik, kesulitan, dan frustasi tidak terjadi.
KONSEP
PENYESUAIAN DIRI
Seseorang tidak dilahirkan
dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri,
kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh
faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian
yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna dapat terjadi jika manusia
/ individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya,
tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi
organisme / individu berjalan normal. Namun, penyesuaian diri lebih bersifat
suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus menemukan dan mengatasi
tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi sehat. Penyesuaian diri
adalah suatu proses. Kepribadian yang sehat ialah memiliki kemampuan untuk
mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap lingkungannya.
KARAKTERISTIK
PENYESUAIAN
1.
Penyesuaian diri
yang positif sebagai berikut:
-
Tidak menunjukkan
adanya ketegangan emosional,
-
Tidak menunjukkan
adanya mekanisme-mekanisme psikologis,
-
Tidak menunjukkan
adanya frustasi pribadi,
-
Memiliki
pertimbangan rasional dan pengarahan diri,
-
Mampu dalam
belajar,
-
Menghargai pengalaman,
-
Bersikap realistic
dan objektif.
Bentuk
penyesuaian diri yang positif adalah dengan menghadapi masalah secara langsung,
melakukan eksplorasi, penyesuaian trial
and error atau coba-coba, substansi (mencari pengganti), penyesuaian diri
dengan menggali kemampuan diri, penyesuaian diri dengan belajar, dengan inhibis
dan pengendalian diri dan perencanaan yang cermat.
2.
Penyesuaian diri
yang salah
Bentuk-bentuk
penyesuaain diri yang salah menurut Melannie klein adalah moving forward, moving
against and moving away.
-
Reaksi Bertahan
Reaksi bertahan yang dimaksudkan disini adalah seseorang
mempertahankan dirinya, membuat dirinya seolah-olah tidak mengalami kegagalan. Bentuk-bentuk
reaksinya yaitu dengan melakukan mekanisme pertahanan diri rasionalisasi,
represi, dan proyeksi.
-
Reaksi menyerang.
Reaksi-reaksinya tampak dalam tingkah laku, selalu
membenarkan diri sendiri, mau berkuasa dalam setiap situasi, bersikap senang
mengganggu orang lain, menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan, menunjukkan
sikap permusuhan secara terbuka, menunjukkan sikap menyerang dan merusak, keras
kepala dalam perbuatannya, bersikap balas dendam, memperkosa hak orang lain, tindakan
yang serampangan, marah secara sadis.
3.
Reaksi Melarikan Diri
Reaksi yang dimaksudkan disini adalah reaksi seseorang
untuk melarikan diri dari sebuah masalah atau melarikan diri dari kegagalan
yang dialaminya. Reaksinya tampak dalam tingkah laku sebagai berikut :
berfantasi yaitu memuaskan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk
angan-angan (seolah-olah sudah tercapai), banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh
diri, menjadi pecandu ganja, narkotika dan regresi, yaitu kembali kepada
tingkah laku yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih awal (misal
orang dewasa yang bersikap dan berwatak seperti anak kecil).
B. PERTUMBUHAN PERSONAL
Manusia
merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila
tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan
bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam
lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap
dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak
sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi
sedikit dan melalui proses yang panjang.
- Penekanan
Pertumbuhan Diri
Penekanan
pertumbuhan diri ini diartikan sebagai pertumbuhan sebagai bagian dari proses
tumbuhnya manusia yang meliputi persiapan organ – organ yang menjadi bagian
fungsional dalam tubuh manusia tersebut untuk dapat bekerja secara maksimal
inilah yang menjadi titik fokus dalam proses penyesuaian diri sepanjang hayat
manusia. Penyesuaian diri pada individu tidak akan terlepas dari bagaimana
proses pertumbuhan diri yang terjadi pada individu itu sendiri. Oleh karena
proses pertumbuhan diri yang terjadi pada individu yang satu dengan yang lain
berbeda, sudah pasti penyesuaian diri yang dilakukan oleh masing – masing
individu itu sendiri akan berbeda pula.
- - Variasi
Dalam Pertumbuhan
Dalam pertumbuhan
diri pada satu individu saja bisa terdapat variasi akibat dari permasalahan –
permasalahan yang timbul dari berbagai kesulitan yang dirasakan oleh individu
dalam proses pertumbuhannya itu sendiri. Hal ini jugalah yang menyebabkan
munculnya variasi dalam penyesuaian diri individu untuk mengatasi dan
menghadapi berbagai permasalahan yang ada dalam proses pertumbuhan tersebut.
- - Kondisi
untuk Bertumbuh
Faktor lainnya yang
mempengaruhi proses penyesuaian diri individu, yaitu kondisi untuk bertumbuh
dimana dapat dilihat dari jawaban atas pertanyaan yang dapat mewakilinya,
seperti: Dimana dan seperti apa kondisi individu untuk bertumbuh
(Dimana dan seperti
apa kondisi individu untuk bertumbuh) Lingkungan yang berbeda akan menimbulkan
kondisi individu untuk bertumbuh yang berbeda pula, sehingga menyebabkan
penyesuaian diri untuk kondisi lingkungan untuk bertumbuh itu juga akan
berbeda. Misalkan Lingkungan dengan kondisi yang serba kecukupan, kasih sayang
yang diberikan orang tua berlimpah, pola asuh yang demokratis yang diterapkan
oleh orang tua juga akan menciptakan peyesuaian diri dengan kondisi bertumbuh
yang berbeda dengan kondisi lingkungan dimana kebutuhan ekonomi tercukupi
dengan baik, tetapi kasih sayang yang dirasakan oleh individu kurang serta
adanya perasaan diabaikan oleh orang tua. Walaupun dari tingkat yang sama
dilihat dari kondisi ekonomi yang setingkat, akan tetapi banyak faktor lain
yang membuat penyesuaian diri pada individu menjadi lebih kompleks. Apalagi
jika dibandingkan dengan tingkat ekonomi yang jauh lebih rendah, maka
penyesuaian diri sesuai dengan kondisi lingkungan tumbuh yang lain pun akan
berbeda untuk mengatasi berbagai persoalan hidup yang pelik ini.
REFERENSI
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT FROMM
By : Unknown
1. Pengertian dasar teori
Fromm
Fromm adalah
seorang teoritikus kepribadian yang handal, beliau sangat dipengaruhi oleh
tulisan-tulisan Karl Marx. Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang
yang merasa kesendirian dan terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan
orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies
binatang hal itu adalah situasi khas manusia. Anak misalnya, bebas dari
ikatan-ikatan primer dengan orang tuanya, tetapi dengan akibat bahwa ia merasa
terisolasi dan tak berdaya.
From melihat
kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa
kesehatan jiwa harus didefinisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat
menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut
bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Karena
itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha individu jika
dibandingkan dengan usaha masyarakat. Faktor kuncinya ialah bagaimana suatu
masyarakat memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
Suatu
masyarakat tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan,
ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan menghalangi pertumbuhan yang
terjadi dalam setiap individu. Fromm percaya bahwa kita semua memiliki suatu
perjuangan yang melekat pada diri kita untuk kesehatan dan kesejahteraan
emosional, suatu kecenderungan bawaan untuk kehidupan yang produktif, untuk
keharmonisan dalam cinta. Dengan adanya kesempatan, kecenderungan yang
diwariskan ini akan berkembang, yang memberikan individu berkembang untuk
menggunakan sepenuhnya potensi yang ada.
2. Kepribadian yang sehat
menurut Fromm
Menurut Erich
fromm pribadi yang sehat adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat
merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuhan batin dan tuntutan dari luar dan
seseorang menerapkan karakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat
kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan dicintai. Fromm
telah memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat;
- -
Orang yang demikian
mencintai sepenuhnya
- -
Kreatif
- -
Memiliki
kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang
- - Mengamati dunia dan diri
secara objektif
- -
Memiliki suatu perasaan
identitas yang kuat
- -
Berhubungan dengan dan
berakar didunia
- - Subjek atau pelaku dari
diri dan nasib
- -
Bebas dari ikatan-ikatan
sumbang
Selain itu
Fromm berpendapat juga bahwa kepribadian yang sehat yaitu orientasi produktif,
yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dan orang yang
mengaktualisasikan diri. “Orientasi” menunjukkan bahwa kata itu merupakan suatu
sikap umum yang meliputi semua segi kehidupan, respons intelektual, emosional,
dan sensoris, terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa
didunia dan juga terhadap diri.
3. Ciri-ciri Kepribadian
Sehat
Individu yang
sehat lebih mampu menemukan cara untuk bersatu kembali dengan dunia, dengan
secara produtif memenuhi kebutuhan manusiawi akan:
a). Rasa keterhubungan mendorong
manusia untuk bersatu dengan orang lain melalui kepasrahan, kekuasaan, dan
cinta.
b). Keunggulan adalah kebutuhan
manusia untuk mengungguli keberadaan pasif mereka dan menciptakan atau
menghancurkan kehidupan.
c). keberakaran adalah kebutuhan
akan struktur konsisten dalam hidup manusia.
d). Kepekaan akan identitas
memberikan manusia rasa “saya” sebagai subjek atau objek.
e). Kerangka orientasi merupakan
cara konsisten dalam melihat dunia.
f). Kecemasan dasar adalah rasa
kesendirian di dunia.
Orang yang sehat secara
psikologis memperoleh sindrom pertumbuhan, yang mencakup kebebasan positif atau
aktivitas spontan dari kepribadian yang utuh dan erintegrasi, biofilia atau
cinta berhasrat akan kehidupan, dan cinta akan sesama manusia.
REFERENSI
Semiun, Yustinus, OFM. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta :
Penerbit Kanisius.
Feist Jess, Gregory J. Feist.
2014. Teori Kepribadian 1. Jakarta :
Salemba Humanika.